Kewatek, Dari dan Untuk Perempuan
Berbicara tentang perempuan tentunya selalu menarik
perhatian. Banyak hal yang muncul dipikiran kita, peran, fungsi, sifat, dan
sebagainya. Soal peran, perempuan sebagai ibu rumah tangga, pendidik, pengasuh,
pengawai kantoran, sales, anggota legislatif, dan berbagai peran lainnya. Fungsi
perempuan bisa melahirkan anak sehingga mempunyai konsekuensi untuk bisa
merawat, menyusui, mengasuh, memberikan kasih sayang dengan penuh keibuan.
Sifat perempuan identik dengan ramah, lembut, penuh kasih dan cinta, keibuan. Sama
seperti perempuan pada umumnya, perempuan Adonara selalu menarik untuk
ditelisik. Pertanyaannya apa yang menarik dari perempuan Adonara? Apa kaitan
antar Kewatek dan perempuan Adonara? Menurut Profesor Simon Sabon Ola, S.Pd, M. Hum, ada dua simbol
dari martabat perempuan Adonara yakni Mulene
dan Kewatek. Mulene, konde/rambut yang disanggul. Kewatek, tenun ikat khas Adonara.
Perempuan Adonara
Dalam budaya lamaholot, terutama dalam suasana batin
Adonara bahwa perempuan adalah Mulia. Perempuan Adonara adalah utuh dan mahal. Perempuan
Adonara adalah berkat. Sakral. Nilai penghormatan kepada martabat perempuan
dalam suasana batin masyarakat Adonara harus dipertahankan dan menjadi landasan
dalam bertindak bagi setiap orang Adonara baik laki-laki maupun perempuan.
Kekuatan (kuat
kemuha) manusia Adonara ada pada perempuannya. Dan kekuatan ini tidak hanya
berlaku pada perempuan Adonara saja. Warisan leluhur Adonara akan penghargaan
terhadap martabat perempuan berlaku untuk perempuan manapun di dunia.
Perempuan Adonara welin
witi noon bala (mempunyai belis gading gajah dan binatang kambing bertanduk
panjang). Hal ini dapat dimaknai bahwa perempuan Adonara adalah perempuan
dengan posisi terhormat, berharga, keramat (plate)
dan powerful.
Sejatinya perempuan Adonara sangat dihargai. Hal ini
bisa dilihat dari adanya ritual khusus yang dilakukan oleh masayarakat Adonara,
seperti Rekan Wuu. Pada ritual ini
pihak perempuan sepenuhnya menyelenggarakan ritual tersebut sedangkan laki-laki
hanya membantu seperlunya saja.
Perempuan Adonara berperan dalam neket tane (menenun) dan memiliki hak waris berupa emas dan kewatek.
Kewatek
Kain tenun khas Adonara. Dari dan untuk perempuan.
Perempuan Adonara berperan dalam neket tane (menenun) dan memiliki hak waris berupa emas dan kewatek. Dapat dimaknai bahwa dari
tangan perempuanlah kewatek ditenun
dibuat menjadi suatu karya seni yang mempunyai nilai budaya yang tinggi. Kewatek hanya untuk kaum perempuan
(kalau untuk laki-laki disebut nowing).
Proses pembuatan kewatek ini memakan
waktu dan energi. Bahan yang digunakan berasal dari alam. Proses pembuatan
melalui beberapa tahap yakni balok kapek
(proses pemisahan kapas dari bijinya), buhu
kapek (proses penghalusan kapas menjadi benang), ture lelu (proses pembuatan benang dengan cara menarik dan melintir
kapas), lawa bena (proses pengaturan
benang agar tidak kusut), tao warna
(proses pewarnaan benang dengan menggunakan pewarna alami), pai bena (proses penjemuran benang yang
sudah diwarnai), pudu bena (proses memintal benang), neket (proses awal
penyusunan benang berdasarkan warna dan motif), tane (proses menenun). Setelah semua proses selesai kain tenun pun
dijahit dan siap dipakai. Kewatek
biasa digunakan pada upacara-upacara adat, upacara keagamaan, kematian maupun
dalam kehidupan sehari-hari.
Comments
Post a Comment